Pengertian dan Jenis Jenis dari Termometer Laboratorium

Mangabird – Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak asing dengan benda yang disebut termometer. Termometer adalah alat yang banyak digunakan di berbagai bidang seperti yang kita temukan di dunia medis dan juga di laboratorium.

 

Penggunaan termometer pada peralatan laboratorium tentunya memiliki tujuan yang sama, yaitu menentukan suhu suatu sistem yang akan diukur. Namun, termometer laboratorium berbeda dari termometer yang digunakan oleh profesional kesehatan untuk tujuan klinis.

 

termometer laboratorium

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu atau temperatur. Termometer umumnya berbentuk lonjong dan memiliki skala numerik yang menunjukkan suhu. Meskipun saat ini juga terdapat termometer digital atau inframerah, namun termometer konvensional banyak digunakan di area laboratorium.

 

Suhu itu sendiri adalah ukuran panas, dimana adanya panas membentuk energi, yang kita kenal dalam termokimia sebagai satuan ukuran, joule. Dengan termometer ini, perubahan panas dalam kimia dapat diukur dan ditentukan dengan andal.

 

Contoh penggunaan termometer di laboratorium adalah untuk mengukur suhu uap dalam suatu proses untuk kepentingan destilasi. Pada bagian sambungan rangkaian distilasi terdapat termometer, yang tujuannya untuk menentukan suhu uap yang naik dari campuran yang akan didistilasi.

 

Untuk mengukur suhu suatu sistem, ada beberapa satuan yang biasa digunakan dalam pengukuran suhu. Beberapa di antaranya adalah Celcius (oC), Kelvin (K) dan Fahrenheit (oF). Masing-masing satuan tersebut tentunya memiliki nilai konversi tersendiri.

 

Termometer laboratorium sendiri pada dasarnya berbeda dengan termometer klinis atau yang biasa digunakan oleh dokter. Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia, sehingga rentang suhu yang digunakan cukup rendah yaitu 35 sampai 42°C.

 

Sementara termometer laboratorium dirancang untuk mengukur suhu sistem, bahan kimia, atau reaksi kimia, termometer ini menggunakan rentang pengukuran yang lebih luas, seperti 0 hingga 350 °C. download invoice excel

 

Jenis termometer:

Dalam penggunaan laboratorium, termometer yang biasa digunakan adalah termometer konvensional atau termometer cair. Termometer ini menggunakan zat cair yang memiliki sifat dan sifat tertentu agar dapat digunakan dalam termometer.

 

Persyaratan untuk cairan adalah bahwa cairan harus diwarnai, memiliki visibilitas yang baik, menunjukkan ekspansi termal, dan memiliki titik beku yang rendah. Berikut ini adalah jenis-jenis termometer cair yang biasa digunakan di laboratorium.

 

Termometer air raksa

Termometer air raksa adalah termometer yang terdiri dari air raksa cair di bagian sensor. Termometer yang menggunakan air raksa memiliki beberapa keunggulan, antara lain: Kemudahan penggunaan, misalnya, karena merkuri memiliki warna yang mengkilat, sehingga memudahkan mata kita untuk mendeteksi perubahan suhu.

 

Kemudian merkuri tidak menempel pada permukaan kaca saat mengembang atau mengerut. Kisaran suhu yang dapat dicapai merkuri juga cukup luas, dari -40 °C hingga 350 °C.

 

Ini berarti bahwa termometer air raksa dapat digunakan untuk mengukur perubahan suhu pada rentang yang cukup luas. Namun termometer air raksa juga memiliki kekurangan yaitu harganya yang cukup mahal. Selain itu, merkuri juga merupakan bahan kimia yang berbahaya, sehingga jika tabung termometer pecah dan bahan tersebut mengenai kulit kita menjadi sangat berbahaya.

 

termometer alkohol

Jenis termometer cair lainnya adalah termometer alkohol, termometer ini terdiri dari alkohol di bagian pengukur suhu. Termometer alkohol adalah termometer yang paling banyak digunakan dan banyak dari kita juga menemukannya di bidang medis.

 

Termometer alkohol memiliki keuntungan karena relatif lebih murah daripada termometer air raksa. Ini memiliki sensitivitas tinggi dan karena itu lebih akurat dalam pengukuran pada suhu rendah dibandingkan dengan merkuri.

 

Selain itu, alkohol bukanlah zat yang berbahaya, sehingga juga aman jika terkena kulit. Namun termometer alkohol memiliki keterbatasan dalam rentang pengukuran dimana titik didih alkohol hanya 78oC, sehingga jarak pengukuran suhu terbatas.

 

Selain itu, alkohol juga memiliki warna yang bening, sehingga saat menggunakannya harus menggunakan pelarut berwarna agar dapat terlihat oleh mata kita.